Minggu, 21 Juni 2009

_ HiV dan AiDs _

Sampai kini, mendengar kata HIV/AIDS seperti momok yang mengerikan. Padahal jika dipahami secara logis, HIV/AIDS bisa dengan mudah dihindari
HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :
  • Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
  • Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
  • Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
  • Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
Penyebarannya virus HIV/AIDS di Surabaya sudah mengkhawatirkan. Pasalnya, selama tujuh tahun terkahir sudah ada sekira 1.500 kasus HIV dan sekira 600 kasus AIDS. Sedangkan pada tahun ini saja, Dinas Kesehatan Surabaya sudah menemukan 110 kasus dengan korban meninggal sebanyak 18 orang. Rata-rata korban HIV/AIDS di Surabaya adalah perempuan.

Data mencengangkan ini didapat setelah Dinas Kesehatan Surabaya pro-aktif untuk mengumpulkan data kasus pasien HIV/AIDS dari klinik-klinik, rumah sakit, puskesmas dan Palang Merah Indonesia kasus pasien HIV/AIDS. Dinas Kesehatan Surabaya berinisiatif untuk mengumpulkan data tersebut untuk memudahkan penanganan agar lebih maksimal.

"Dinas Kota Surabaya gencar melakukan sosialisasi lewat penyuluhan, workshop dan lain sebagainya," kata Ina Aniati, Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Higienis dan Sanitasi Dinas Kesehatan Surabaya, Rabu (28/11/2007).
Namun upaya penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Surabaya tak cukup ampuh untuk mengerem penyebarab virus HIV/AIDS. Terbukti, penyebaran HIV/AIDS di Surabaya tidak terkonsentrasi dalam satu wilayah saja, namun sudah merata di tiap kecamatan.
"Tidak bisa dijadikan patokan kecamatan mana yang paling mengkhawatirkan. Karena kecamatan dengan angka penderita HIV/AIDS tertinggi, selalu berubah-ubah setiap bulannya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar